Piano


piano

 

Title : Piano

Author : Heena Park

Length : Ficlet

Ratting : PG

Genre : Romance

Main Cast :

-Xi Luhan

-Park Hyori

-Park Hyeri

Poster : High School Graphics

Luhan menarik tubuhnya dari kursi lalu berjalan menuju ke piano.Ia menengok sebentar,menatap gadis bergaun putih yang terduduk tenang di kursi,tangannya mengepal di pangkuannya.Gadis itu tidak memberikan respon apapun,hanya membisu tanpa gerakkan.

Tidak perduli,Luhan akhirnya terduduk di depan piano.Tangannya membeku di atas tuts-tuts piano,berusaha untuk mengumpulkan segenap kekuatan yang dimilikinya hingga akhirnya jari-jari lemah itu bisa bergerak untuk menekan beberapa tuts hingga membentuk sebuah lagu

“Kau pasti akan menyukai lagu ini Hyori-ah” Gumam Luhan dengan sedikit mengukir senyum di wajahnya

Jari-jarinya mulai sibuk memainkan lagu berjudul ‘Ye Qu’ milik ‘Jay Chou’ . Luhan menatap lurus piano hitam yang telah usang miliknya,meresapi setiap nada yang keluar.

Hingga lagu berakhir,tak terdengar sedikitpun tepuk tangan dari gadis yang duduk damai di sofa.Namun Luhan tak memprotes,ia tetap menarik bibirnya untuk tersenyum.Dengan langkah gontai,pria itu berjalan ke arah gadis yang duduk di sofa dan menghempaskan tubuhnya di samping gadis itu.

Manik matanya menatap lekat gadis di sampingnya dan mulai menyentuh wajahnya.Membelai kelopak mata,hidung,pipi,dan bahkan bibir gadis itu “Hyori-ah..kau tidak tahu betapa aku sangat menyukaimu bukan?” Gumam Luhan lirih

Pria itu tiba-tiba mengangkat Hyori dan meletakkan gadis itu di pangkuannya.Kemudian ia melingkarkan kaki gadis itu di pinganggnya “Apa kau tidak ingin melakukannya denganku ? Aku ingin melakukannya malam ini”

Tanpa permisi Luhan meraup bibir gadis itu,melumatnya tanpa ampun dan memainkan tangannya yang ganas di dada gadis itu.Ia bersikap seolah telah lama menahan nafsu yang bergejolak dalam dirinya.Namun tidak ada sedikitpun balasan dari gadis itu.Ia hanya terdiam membeku tanpa gerakkan dan itu membuat Luhan muak !

Ia mengerang dan mendorong gadis itu hingga terjatuh di lantai “Hyori-ah ! Kau ini sebenarnya menginginkan apa ? Aku sudah memainkan lagu kesukaanmu.Aku bahkan sudah berinisiatif memberimu malam pertama ? Kenapa kau sama sekali tidak meresponku?” Teriak Luhan

Dengan cepat Luhan berlari ke dapur dan mengambil sebuah pisau lalu mendekatkan pisau tersebut di dekat wajah Hyori.Luhan mengulurkan tangannya dan berniat untuk menggoreskan pisau tersebut di nadinya “Hyori-ah,cepat bangun ! Jika tidak aku akan membunuh diriku sendiri !”

Luhan mendesah “Baiklah jika itu yang kau mau”

Perlahan ia mendekatkan pisau itu pada nadinya.Satu cm lagi,maka tangannya akan tergores.Semakin dekat,lebih dekat,dan sekarang..

Bruakk !

Pintu rumahnya terbuka lebar dikarenakan dobrakkan dari beberapa orang.Tanpa menunggu permisi,lima orang polisi masuk ke dalam rumah Luhan.Para polisi itu menodongkan pistolnya pada Luhan “Letakkan pisaumu!” Teriak salah satu polisi

Luhan tak melawan ia meletakkan pisaunya dan berteriak “Apa yang kalian inginkan?” . Polisi tersebut meringkus tubuh Luhan dan menyeretnya menjauh dari gadis bernama Hyori itu.Luhan meronta,ia tidak ingin berada jauh dari kekasihnya,tapi kedua lengannya telah terkunci dalam borgol.

“Lepaskan ! Lepaskan aku kalian bodoh !” Racaunya sambil masih berusaha melepasan diri

“Tuan,berhentilah berbicara atau kau akan terluka” Ujar salah satu polisi yang memegangi salah satu lengannya.Luhan tak menyerah,ia masih berusaha untuk melepaskan dirinya dan berharap bisa bersama dengan Hyori hingga terdengar sebuah suara dari balik pintu yang terbuka

“Xi Luhan,berhentilah bersikap bodoh !”

Nampak seorang gadis bermantel coklat berdiri di balik pintu sambil menangis—Gadis itu berjalan gontai mendekati Luhan dan menggunakan kedua telapak tangannya untuk memegang pipi Luhan sambil berucap “Sadarlah…kumohon”

Bibirnya bergetar,gadis itu menangis “Hyori sudah pergi,kau tidak bisa menganggapnya masih hidup.Dia punya kehidupannya sendiri sekarang.Ku mohon relakan dia pergi,jangan seperti ini”

“Tidak Hyeri-ah..Aku tahu Hyori tadi sangat menikmati permainan piano-ku.Aku tahu”

‘Plak’

Tanpa sadar Hyeri menampar Luhan,ia tahu sekarang sudah sangat keterlaluan.Tapi apalagi yang bisa ia lakukan agar Luhan sadar bahwa Hyori sudah pergi ? Apa lelaki itu gila ? Dia telah menculik Hyori ketika hari pemakamannya.

“Luhan,ku mohon.Lihatlah dia..apa dia masih bernafas ? apa dia masih bergerak ? ku mohon relakan dia Xi Luhan,relakan dia..”

Hyeri menghela nafas panjang,ia mengalihkan pandangannya dari Luhan dan menatap Hyori—Kakaknya—Yang sekarang sedang terbaring di lantai.Lalu tanpa mengalihkan pandangan,Hyeri kembali bergumam “Bawa Luhan pergi,aku sudah menelfon ambulance.Mereka pasti akan segera datang” Gumamnya pada para polisi.

Para polisi itu mengangguk dan membawa Luhan masuk ke dalam mobil patrol.Dan sekarang,ia sendirian.Hanya bersama dengan tubuh tak bernyawa milik kakaknya yang baru saja meninggal dua hari lalu.

Hyeri mendekat pada tubuh Hyori,ia duduk bersila di samping tubuh kakaknya dan mulai berucap “Unni tidak tahu bukan bahwa aku sangat menyukai Luhan?” Ucapnya lirih.Ia tersenyum getir dan melanjutkan perkataannya “Sangat menyakitkan ketika tahu bahwa ternyata Luhan lebih memilih unni daripada aku”

Ia mengambil pisau yang tadi di letakkan oleh Luhan dan mengangkat tepat di depan matanya “Ya,ya aku tahu.Iri bukanlah sesuatu yang baik.Tapi apa daya,aku sudah dibutakan olehnya hingga akhirnya … aku yang telah membunuh unni,dengan memasukkan racun dalam makanan unni”

Hyeri berhenti sejenak,menatap lekat pisau di depannya “Tapi aku salah.Ku fikir setelah unni meninggal,Luhan akan berpaling kepadaku.Tapi,ia malah frustasi dan bahkan hampir gila.Bodoh aku memang bodoh”

Gadis itu tersenyum lebar , ia terdengar sedang menertawakan dirinya sendiri “Dan sekarang,aku akan menebus semua kesalahanku padamu…Aku akan meminta maaf padamu di alam sana” Semakin ia berkata,semakin matanya berkunang-kunang.

Gadis berwajah manis dan bertubuh mungil itu meluruskan kakinya lalu berbaring di samping tubuh kakaknya sambil menunggu ambulance datang.Tiba-tiba kepalanya terasa berat sehingga rasanya ia ingin sekali mati,tak mengulur waktu dalam satu hentakan Hyeri mengantkat pisaunya dan menusuk tepat di jantungnya.

Darah segar seolah melompat dari dadanya dan berceceran kesana-kemari sehingga menimbulkan bercak dimana-mana.Baju yang awalnya bersih itupun sekarang terlihat memerah.Dadanya benar-benar terasa berat sampai akhirnya matanya terbuka lebar dan kemudian perlahan menutup bersama dengan nafasnya yang telah habis.

Ia sudah mengakhiri hidupnya.

END

13 pemikiran pada “Piano

Tinggalkan Balasan ke kirana Batalkan balasan